hidup ini tak adil?
lalu bagaimana dengan malam?
perindu paling kekal atas terang
entah nanti apa kata surya?
pujangga abadi akan kegelapan
apa kau pikir hidup tidak memihak?
sementara kau mengingini segalanya
mengingini seluruh ucapan hatimu
sedang kau sendiripun tahu,
kau tak akan mendapatkan semua
kau ingin membungkam waktu?
lalu menyalahkan masa kini?
masa dimana pertemuan barulah awal
sedang disebrang sana semua telah terjadi,
terjadi tanpa sepengetahuanmu
lantas, takdir yang lumat perlahan
kau telan bulat-bulat dalam kerongkongan
dimana diam menjadi acuanmu selama ini
lihatlah, pesan itu gagal aku terjemahkan
bahasanya mungkin sama, namun paragrafnya tak kan pernah sama setelah kau ganti kata-katanya
–
dihatiku ada syair yang tak pernah selesai
namun begitu
biarlah lembaran itu dibalik
kehalaman berikutnya
dihalaman dimana kau tahu
ada syair tentang kamu